Transgenik terdiri dari kata trans yang berarti pindah
dan gen yang berarti pembawa sifat. Jadi transgenik adalah memindahkan gen dari
satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya, baik dari satu tanaman ketanaman
lainnya, atau dari gen hewan ke tanaman.
Transgenik secara definisi adalah the use of gene
manipulation to permanently modify the cell or germ cells of organism
(penggunaan manipulasi gen untuk mengadakan perubahan yang tetap pada sel
makhluk hidup).
Tujuan memindahkan gen
tersebut untuk mendapatkan organisme baru yang memiliki sifat lebih baik.
Hasilnya saat ini sudah banyak jenis tanaman transgenik, misalnya jagung,
kentang, kacang, kedelai, dan kapas. Keunggulan dari tanaman transgenic
tersebut umumnya adalah tahan terhadap serangan hama. Rekayasa genetika seperti dalam pembuatan transgenik
dilakukan untuk kesejahteraan manusia.
Organisme transgenik adalah
organisme yang mendapatkan pindahan gen dari organisme lain. Gen yang
ditransfer dapat berasal dari jenis (spesies) lain seperti bakteri, virus,
hewan, atau tanaman lain. Transgenik
dapat dilakukan pada tanaman maupun hewan.
Tanaman transgenik adalah
tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun kualitasnya melalui penyisipan gen
atau DNA binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk tujuan tertentu. Tanaman ini dihasilkan dengan cara mengintroduksi gen tertentu ke
dalam tubuh tanaman sehingga diperoleh sifat yang diinginkan. Jenis-jenis
tanaman transgenik yang telah dikenal diantaranya tanaman tahan hama, toleran
herbisida, tahan antibiotik, tanaman dengan kualitas nutrisi lebih baik,serta
dengan produktifitas lebih tinggi (anonymous, 2010).
Tujuan dari pengembangan tanaman transgenik ini
diantaranya yaitu menghambat pelunakan
buah (pada tomat), tahan terhadap serangan insektisida, herbisida, virus,
meningkatkan nilai gizi tanaman, meningkatkan kemampuan tanaman untuk hidup
pada lahan yang ektrem seperti lahan kering, lahan keasaman tinggi dan lahan
dengan kadar garam yang tinggi.
Hewan transgenik merupakan hewan yang diinjeksi dengan
DNA dari hewan lain. Transformasi gen tersebut yang umumnya berasal dari
spesies yang sama, tapi dapat juga berasal dari spesies berbeda yang dilakukan
terhadap embrio sebelum hewan transgenik tersebut dilahirkan. Transformasi
genetik diharapkan menyebabkan mutasi spontan sehingga genetik dari hewan yang
ditransformasi termodifikasi sesuai dengan gen yang diharapkan muncul sebagai performans.
Transfer gen ini dapat dilakukan dengan
beberapa metode, yaitu metode senjata gen, metode transformasi DNA yang diperantarai bakteri Agrobacterium tumefaciens, dan
elektroporasi (metode transfer DNA dengan bantuan
listrik).
1. Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil.
Metode ini
sering digunakan pada spesies jagung dan padi. Untuk melakukannya, digunakan senjata yang dapat menembakkan
mikro-proyektil berkecepatan tinggi ke dalam sel tanaman. Mikro-proyektil
tersebut akan mengantarkan DNA untuk masuk ke dalam sel tanaman. Penggunaan senjata gen memberikan hasil yang bersih dan
aman, meskipun ada kemungkinan terjadi kerusakan sel selama penembakan
berlangsung.
2. Metode transformasi yang diperantarai oleh Agrobacterium tumefaciens.
Bakteri
Agrobacterium tumefaciens
dapat menginfeksi tanaman secara alami karena memiliki plasmid Ti, suatu vektor (pembawa DNA) untuk menyisipkan gen asing. Di dalam plasmid Ti terdapat gen yang menyandikan sifat virulensi untuk menyebabkan penyakit tanaman tertentu. Gen asing yang ingin
dimasukkan ke dalam tanaman dapat disisipkan di dalam plasmid Ti. Selanjutnya, A. tumefaciens secara langsung dapat memindahkan gen
pada plasmid tersebut ke dalam genom
(DNA) tanaman. Setelah
DNA asing menyatu dengan DNA
tanaman maka sifat-sifat yang diinginkan dapat diekspresikan tumbuhan.
3. Metode elektroporasi.
Pada
metode elektroporasi ini, sel tanaman yang akan menerima gen asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga menjadi protoplas (sel yang kehilangan dinding sel). Selanjutnya sel diberi kejutan listrik dengan voltase tinggi untuk membuka pori-pori membran sel tanaman sehingga DNA asing dapat masuk ke dalam sel dan bersatu (terintegrasi) dengan DNA kromosom tanaman. Kemudian, dilakukan proses pengembalian dinding sel tanaman.
Setelah
proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan sel
yang berhasil disisipi gen asing. Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus (sekumpulan sel yang belum terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan tunas. Apabila telah terbentuk tanaman muda (plantlet), maka dapat dilakukan
pemindahan ke tanah dan sifat baru tanaman dapat diamati.
Dampak Transgenik
Adapun dampak positif dan
negati dari teknologi transgenik, sebagai berikut:
A.
Dampak positif
Beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari konsumsi
pangan transgenik diantaranya adalah
1.
Jika dimodifikasi sedemikian rupa pangan transgenik
memiliki kandungan nutrisi atau komponen gizi yang lebih baik daripada pangan
sejenis yang non-transgenik.
2.
Memiliki ketahanan yang
tinggi terhadap herbisida dan daya simpan yang lebih lama. Pemanfaatan rekayasa
genetik dalam pembentukan pangan transgenik, dianggap sebagai terobosan yang
brilian dalam menghadapi kerawanan pangan di masa depan.
3. Di lihat dari segi ekonomi bahan penyebaran tanaman bahan pangan transgenik
sangat luas. Thailand dan negara-negara maju sudah menggunakan teknologi modern
sejak sepuluh tahun lalu. Dan kecenderungannya setiap tahun akan terus
meningkat dengan kecepatan tinggi. Resiko yang sangat besar akan dihadapi
masyarakat dunia apabila tanaman transgenik ditarik dari peredaran. Dengan
semakin luas areal pertanian tanaman pangan transgenik maka semakin luas
perdagangannya dan ketergantungan masyarakatnya semakin tinggi. Apabila tanaman
transgenik ditinggalkan, ekonomi dunia akan lumpuh karena harus mengorbankan
ketergantungan masyarakat yang tinggi dan melawan tanaman transgenik sebagai
bagian penting dari perekonomian global.
B.
Dampak negatif
1.
Potensi
erosi plasma nutfah
Penggunaan tembakau transgenik telah
memupus kebanggaan Indonesia akan tembakau Deli yang telah ditanam sejak tahun
1864. Tidak hanya plasma nutfah tanaman, plasma nutfah hewan pun mengalami
ancaman erosi serupa. Sebagai contoh, dikembangkannya tanaman transgenik yang
mempunyai gen dengan efek pestisida, misalnya jagung Bt, ternyata dapat
menyebabkan kematian larva spesies kupu-kupu raja (Danaus plexippus) sehingga
dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan keseimbangan ekosistem akibat musnahnya
plasma nutfah kupu-kupu tersebut (anonymous, 2010).
Hal ini terjadi karena gen resisten
pestisida yang terdapat di dalam jagung Bt dapat dipindahkan kepada gulma
milkweed (Asclepia curassavica) yang berada pada jarak hingga 60 m darinya. Daun
gulma ini merupakan pakan bagi larva kupu-kupu raja sehingga larva kupu-kupu
raja yang memakan daun gulma milkweed yang telah kemasukan gen resisten
pestisida tersebut akan mengalami kematian. Dengan demikian, telah terjadi
kematian organisme nontarget, yang cepat atau lambat dapat memberikan ancaman
bagi eksistensi plasma nutfahnya.
2. Potensi pergeseran gen
Daun tanaman tomat
transgenik yang resisten terhadap serangga Lepidoptera setelah 10 tahun
ternyata mempunyai akar yang dapat mematikan mikroorganisme dan organisme
tanah, misalnya cacing tanah.
Tanaman tomat
transgenik ini dikatakan telah mengalami pergeseran gen karena semula hanya
mematikan Lepidoptera tetapi kemudian dapat juga mematikan organisme lainnya.
Pergeseran gen pada tanaman tomat transgenik semacam ini dapat mengakibatkan
perubahan struktur dan tekstur tanah di areal pertanamannya.
3.
Potensi pergeseran ekologi
Organisme transgenik dapat pula
mengalami pergeseran ekologi. Organisme yang pada mulanya tidak tahan terhadap
suhu tinggi, asam atau garam, serta tidak dapat memecah selulosa atau lignin,
setelah direkayasa berubah menjadi tahan terhadap faktor-faktor lingkungan
tersebut. Pergeseran ekologi organisme transgenik dapat menimbulkan gangguan
lingkungan yang dikenal sebagai gangguan adaptasi.
4.
Potensi terbentuknya barrier
species
Adanya mutasi pada
mikroorganisme transgenik menyebabkan terbentuknya barrier species yang
memiliki kekhususan tersendiri. Salah satu akibat yang dapat ditimbulkan adalah
terbentuknya superpatogenitas pada mikroorganisme.
5. Potensi mudah diserang penyakit
Tanaman transgenik di
alam pada umumnya mengalami kekalahan kompetisi dengan gulma liar yang memang
telah lama beradaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan yang buruk. Hal ini
mengakibatkan tanaman transgenik berpotensi mudah diserang penyakit dan lebih
disukai oleh serangga. Penggunaan tanaman transgenik yang resisten terhadap
herbisida akan mengakibatkan peningkatan kadar gula di dalam akar. Akibatnya,
akan makin banyak cendawan dan bakteri yang datang menyerang akar tanaman
tersebut. Dengan perkataan lain, terjadi peningkatan jumlah dan jenis
mikroorganisme yang menyerang tanaman transgenik tahan herbisida. Jadi, tanaman
transgenik tahan herbisida justru memerlukan penggunaan pestisida yang lebih
banyak, yang dengan sendirinya akan menimbulkan masalah tersendiri bagi
lingkungan.
http://erabaru.net/headline/8349-waspada-makanan-hasil-transgenik-sebabkan-tumor
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus